Rabu, 13 Januari 2010

PENGARUH KUATNYA INTERAKSI TERHADAP PRESTASI SISWA

PENGARUH KUATNYA INTERAKSI TERHADAP PRESTASI SISWA


MAKALAH
(Disusun untuk memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia)


OLEH


S U P A R T O M O
211 408 294











PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2009


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat, karunia, dan izin-Nyalah sehingga penyusunan makalah dengan judul “PENGARUH KUATNYA INTERAKSI TERHADAP PRESTASI SISWA” dapat penyusun selesaikan tepat pada waktunya meskipun terdapat banyak kesulitan dan hambatan namun, hal-hal tersebut tidak membuat penyusun pesimis untuk terus berusaha.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat jauh dari kesempurnaan. Berdasarkan hal itu, tidak heran ketika panca indera penulispun memiliki keterbatasan dalam hal fungsi. Dengan menyadari hal itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi mendekatkan diri dengan kesempurnaan penulisan makalah-makalah berikutnya.
Penuh kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, karena tanpa bantuannya akan sangat pasti penulis mendapatkan masalah yang lebih rumit dan menghambat kelancaran penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan mendapat Berkah dan Rahmat dari Allah SWT serta merupakan ibadah yang bermanfaat fiddin wal akhirah.


Gorontalo, Juni 2009


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi
2.2 Fungsi Motivasi Dalam Belajar
2.3 Macam-Macam Motivasi
2.4 Bentuk dan cara-cara untuk menumbuhkan motivasi
2.5 Beberapa Teori yang Berhubungan Dengan Motivasi
2.6 Pengaruh Motivasi Terhadap Pencapaian Tujuan
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses belajar-mengajar dapat dipahami atau dijelaskan dengan menggunakan berbagai teori belajar. Di samping itu proses tersebut dapat pula dijelaskan dengan memperhatikan satu aspek yang penting, yaitu motivasi siswa.
Di dalam proses belajar-mengajar, dosen terkadang dirisaukan dengan adanya mahasiswa yang dinilai cerdas tetapi mempunyai prestasi yang sedang-sedang saja. Dalam interaksi di kelas dia kelihatan bosan dan lesu, sedikit sekali menggunakan pikirannya untuk memecahkan persoalan yang dikemukakan di kelas, apalagi secara aktif melibatkan diri dalam proses belajar-mengajar,
Gejala seperti ini sering terjadi. Salah satu cara memahaminya dengan analisis yang dikemukakan oleh Romiszowski (1984), bahwa kinerja atau performance yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai factor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa.
Berikut dapat memperjelas yang dimaksud.
a. Belum menguasai pengetahuan/keterampilan.
b. Sifat atau struktur tugas yang sulit atau tidak menyenangkan.
c. Konsekwensi negative pelaksanaan suatu tugas.
d. Jarang berlatih menggunakan keterampilan tersebut.
Berdasarkan point-point di atas, seorang mahasiswa yang berprestasi rendah kemungkinan disebabkan :
1. Tidak dapat melakukan tugas (belajar), karena tidak mempunyai atau menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. (point a)
2. Tidak “mau” melakukan tugas tertentu, meskipun sebenarnya mempunyai kemampuan yang diperlukan. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti topic yang tidak menarik, cara mengajar dosen yang idak jelas, atau karena khawatir dengan konsekwensi yang harus ditanggung apabila mengalami kegagalan. (point b.c.dan d)

Keberhasilan mahasiswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar dosen, system pemberian umpan balik dan sebagainya. Faktor-faktor dari dalam mahasiswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya.
Melihat motivasi merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam mencari dan menambah kecerdasan mahasiswa maka motivasi akan dibahas seperlunya dalam makalah ini.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan beberapa permasalahan, penyusun mengangkat materi mengenai motivasi dalam belajar, diantaranya :
 Pengertian motivasi
 Fungsi motivasi dalam belajar
 Macam-macam motivasi
 Bentuk dan cara-cara untuk menumbuhkan motivasi
 Beberapa teori yang berhubungan dengan motivasi
 Pengaruh motivasi terhadap pencapaian tujuan atau prestasi

1.3 Manfaat Penyusunan Makalah
• Untuk mengetahui apa pengertian motivasi
• Untuk mengetahui fungsi motivasi dalam belajar
• Untuk mengetahui macam-macam motivasi
• Untuk mengetahui bagaimana bentuk dan cara-cara untuk menumbuhkan motivasi
• Untuk mengetahui teori yang berhubungan dengan motives
• Untuk mengetahui apa pengaruh motivasi terhadap pencapaian tujuan atau prestasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti “menggerakkan”. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Sedangkan Ames (1984) menjelaskan motivasi dari pandangan lain bahwa menurutnya, motivasi didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya.
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu” (Cropley, 1985). Dalam pengertian ini mahasiswa akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh.
Dalam proses belajar motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas untuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka ia tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi kecuali karena paksaan atau sekedar seremonial. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayat dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja menyalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat atau belajar. Jadi tugas guru, bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

2.2 Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu atau yang secara umum dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mengapa mereka itu melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi guna melahirkan dan mempertahankan semangat untuk belajar. “Motivation is an essential condition of learning”, hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa atau mahasiswa.
Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :
 Mendorong manusia untuk berbuat
Jadi, motivasi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
 Menentukan arah perbuatan
Artinya, motivasi mengarahkan ke mana tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
 Menyeleksi perbuatan
Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dan serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Di samping tiga fungsi di atas, ada fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan pretasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

2.3 Macam-Macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-moif yang aktif itu sangat bervariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini sering kali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif physiological drives.
b. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini sering kali disebut dengan motif-motif yang disyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif, membina hubungan baik dengan sesame, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar-mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi.

Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif sebagai berikut :
a. Cognitive Motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b. Self expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi, jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
c. Self enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis
Meliputi misalnya, kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological drives dari Frandsen.
b. Motif-motif darurat
Yang termasuk dalam jenis ini antara lain : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
c. Motif-motif objektif
Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya : refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen.
a. Momen timbulnya alasan.
Sebagai contoh seorang pemuda giat berlatih olahraga untuk menghadapi suatu porseni di sekolahnya, tetapi disuruh ibunya untuk mengantarkan seorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta. Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan suatu kegiatan (kegiatan mengantar). Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.
b. Momen pilih.
Momen pilih, maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara di antara alternatif atau alasan-alasan itu. Kemudian seorang menimbang-nimbang dari berbagai alternatif untuk kemudian menetukan pilihan alternatif yang akan dikerjakan.
c. Momen putusan.
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu berakhir dengan dipilihnya satu alternative. Satu alternatif yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan.
d. Momen terbentuknya kemauan.
Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan, timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak dan melaksanakan putusan itu.

4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a. Motif intrinsik
Yang dimaksud dengan motif intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkret seorang siswa itu belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstrukif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Intrinsic motivations are interent in the learnig situations and meet pupil-needs and purposes.
Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seseorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharsuan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.
b. Motif ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan diadakan ujian, dengan harapan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya akivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang secara mutlak berkait dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi ini tetap penting dan diperlukan. Sebab kemungkinan besar keaadan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik sebagai pendorong yang mendukung motivasi intrinsic yang melemah.

2.4 Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi
Di dalam kegiatan belajar –mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam hal ini perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi ada bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru atau dosen hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan bagi perkembangan belajar siswa.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai yang baik pada raport.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa atau mahasiswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar kenaikan kelas, naik kelas adalah hasil yang memuaskan meskipun nilai-nilainya sangat standar. Hal ini menunjukkan moitvasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka yang baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru atau dosen bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru atau dosen adalah bagaimana cara memberikan angka-angka sehingga dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi tetapi taklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak mungkin senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
3. Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan pretsasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdangangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk menigkatkan kegiatan belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa sebagai subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu,, memberi ulangan itu juga merupakan sarana motivasi. Tetapi harus diingat oleh guru atau dosen, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan diadakan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut :
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c. Memberi kesan untuk mendapatkan hasil yang baik
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasakan sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan sebelumnya, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru atau dosen adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin pada mulanya, karena ada sesuatu (bentuk motivasi) siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajai itu bisa diarahkan menjadi kegiatan yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan siswa atau mahasiswa sebagai subjek belajar.

2.5 Teori yang Berkaitan dengan Motivasi
Pada hakekatnya, manusia melakukan aktivitas itu didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik yang berifat biologis, maupun psikologis. Dengan demikian, dapatlah ditegaskan bahwa motivasi akan selalu berkaitan dengan kebutuhan. Karena seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada hal-hal yang harus dipenuhinya.
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, bahwa manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.
1. Kebutuhan berbuat untuk suatu aktivitas
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Relevan dengan kebutuhan yang diungkapkan oleh Morgan, maka timbullah teori tentang motivasi. Teori ini lahir dan berkembang di kalangan para psikolog. Menurut ahli ilmu jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas.
Dalam hal ini beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih.
4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan lain-lain.

Di samping teori-teori yang ada, teori-teori lain yang perlu diketahui adalah :
1. Teori Insting
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkat jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Dougall
2. Teori Fisiologis
Teori ini juga disebut “Behavior Theories”, menurut teori ini manusia itu berakar pada usaha memenuhi kebutuhan organic dan kepuasan atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle for survival.
3. Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni iq dan ego. Tokoh dari teori ini adalah Freud.
2.6 Pengaruh Motivasi Terhadap Pencapaian Tujuan atau Prestasi Belajar
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian itu, maka motivasi dapat dikatakan sebagai alasan mengapa seseorang melakukan aktivitas dan merupakan penggerak dalam kegiatan belajar serta menjadi penunjuk arah dalam pencapaian tujuan. Artinya, tidak akan ada yang terjadi apabila motivasi tidak ada pada diri manusia. Tokoh-tokoh pendidikan seperti Mc Clelland (1985), Bandura (1977), Bloom (1980), Wernes (1986), Fyas dan Maehr (1987) melakukan berbagai penelitian tenang peranan motivasi dalam belajar dan menemukan hasil yang menarik.
Sebagai contoh, dalam sudi yang dilakukan Fyas & Maehr (1987) di antara tiga faktor, yaitu : latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi, faktor yang terakhir merupakan predictor yang paling baik untuk prestasi belajar. Welberg dkk (1983) menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi yang dilakukan suciati (1990) menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 persen. Sedangkan MC Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan penemuan di atas kita dapat mempertimbangkan untuk melakukan intervensi dalam hal meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa, keberhasilan seseorang dalam prestasi belajar tidak mutlak ditentukan oleh kemampuan intelegensinya yang tinggi tetapi motivasi yang kuat dapat memberikan kesuksesan kepada mahasiswa yang ber-IQ sedang, semakin kuat motivasi seseorang maka akan semakin besar peluang untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam prestasi belajar.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
 motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
 Ada tiga fungsi motivasi yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat
b. Menentukan arah perbuatan
c. Menyeleksi perbuatan
 Macam-macam motivasi
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth & Marquis
c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
 Bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar :
a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Saingan/kompetisi
d. Ego-involvement
e. Memberi ulangan
f. Pujian
g. Hukuman
h. Hasrat untuk belajar
i. Minat
j. Tujuan yang diakui
 Teori yang berkaitan dengan motivasi
a. Dalam hal ini beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu :
 Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.
 Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
 Kebutuhan akan cinta dan kasih.
 Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan lain-lain.
b. Di samping teori-teori yang ada, teori-teori lain yang perlu diketahui adalah :
 Teori insting
 Teori fisiologis
 Teori psikoanalitik
 Pengaruh motivasi terhadap pencapaian tujuan atau prestasi :
 Maka motivasi dapat dikatakan sebagai alasan mengapa seseorang melakukan aktivitas dan merupakan penggerak dalam kegiatan belajar serta menjadi penunjuk arah dalam pencapaian tujuan. Artinya, tidak akan ada yang terjadi apabila motivasi tidak ada pada diri manusia.
 Semakin kuat motivasi seseorang maka akan semakin besar peluang untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam prestasi belajar.


3.2 Saran
Setelah menarik kesimpulan, penyusun menyarankan kepada pembaca untuk dapat memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Begitu pula dengan orang tua dan guru/dosen, agar dapat memotivasi anak dan siswa/mahasiswanya untuk mencapai kesuksesan dalam meraih sesuatu.
























DAFTAR PUSTAKA

 Irawan, Prasetya, dkk. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar. PAU-PPAI: Jakarta.
 Sardiman. 2002. Intruksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
.. 2008. Instruksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
 Surjadi. 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Mandar Maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar